Kamis, 24 Mei 2012

DIAM


Diam..
Bagai nadi yang terputus oleh asa..
Bagai seruan musik nan bisu..
Diam..
Sunyi..
Sepi…
Bisu..
Umur tak menjanjikan.
Pasrah..
Aku akan menuju kematianku..
Tuhan yang memilikiku..
Namun aku akan berjalan menjemput matiku sendiri…
Diam. Sepi. Sunyi. Bisu…
Itulah rasanya mati….



Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin



Hidup bagai angin
Yang akan membawa kita turun ke jurang
atau bahkan,
terbang meninggi menerobos cakrawala
Daun
yang setia pada pohonnya
Tak berusaha melepaskan diri
Daun
Daun yang jatuh tak pernah membenci angin
Namun,
Manusia bukan daun.
Bukan.
Manusia selalu iri hati.
Akankah jadi bola ?
Akankah jadi bola?
Mental kita..
masuklah…
masuklah dalam seember air sumur..
jangan kau masuki sumur api..
ingat..
DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN

CINTA TAK BERKESUDAHAN




Dia menyadarkan ku..
Menyadarkan ku, betapa berartinya dunia ini,..
Dia mengajarkan ku,..
Mengajarkan ku, tentang makna hidup ini,..
Dia memberi  ku,..
Memberi ku, cinta yang tak berkesudahan,..
Dia membantuku,..
Membantu ku,  mematikan problema hidup ini,..
Ia memberi ku cinta yang tak ada habisnya,..
Mengisi ruang kosongku dengan coretan  tinta kehidupan,..
Dalam sudut hatiku yang kosong,..
Ia mengertiku,
Memberiku solusi dalam hariku,
Memberiku pelangi ,..
Saat aku tak mau menerima hujan,..
Memberiku cahaya,..
Saat ku enggan merasakan gelap,..
Tanpa kusadari,..
Cintamu tak akan habiss sampai kapanpun,..



UNTUK SEBUAH NAMA




Sebutir mutiara nan indah, saat kupandangi..
Tak bisa memberiku kehidupan..
Sebaris pelangi setelah hujan,..
Tak mampu menipu mataku..
Secoret tinta warna warni,..
Tak mampu mengubah hidupku..
Sejuta cahaya cinta pun,..
Tak akan bisa..
Saat ku teteskan embun dari
Mata ini,..
Bukan hanya tangisan nyata,..
Hatiku menangis,..
Merelakan kepergianmu,..
Dengan kelereng tajam di dadamu,..
Saat kau tersenyum bisu,..
Kaku..
Beku..
Diam..
Sunyi..
Bisu..
Dalam lorong gelap nan kecil..

TAPAKAN KAKI



Kususuri gunung dan kutaklukan aspal nan memanjang,..
Di bawah teriknya surya ,
Aku terkulai lemas diatas trotoar..
Seketika..
Aku tak berdaya..
Sesaat aku bangun dan tersadar,..
Ku ayunkan lagi kakiku yang telah ngilu di gigit bara,..
Diantara deburan ombak,
Kutaburkan kenangan semangatku,..
Mungkinkah akan abadi ?
Dibibir senja ..
Kurebahkan tubuh ini diatas ilalang..
Beratap langit, berselimut awan,..
Ketika kudengar gelegar petir menyanyikan senandung keangkuhan,..
Kudengar hatiku berkata..
“ ya allah, lindungi aku ”
Aku melangkah tinggalkan ribuan tapak,..
“ahh, terimakasih tuhan aku masih bisa melangkah”
Dalam hariku,..
Kugenggam kemenangan..

BOCAH PEJUANG



Makna kehidupan ini,..
Sungguh berarti,..
Bocah kecil bertelanjang dada,,.
Kepala botak, tak berambut,..
Berlajan tanpa alas kaki, menuju sekolah..
Mencari ilmu , ingin menjadi pak lurah,..
Apa salahnya ?
Derajat ? sama,..
Bukan hanya lurah,
Presidenpun mereka bisa,..
Karna mereka adalah pejuang ..
Pejuang bangsa yang kelak mengubah indonesia,..
Mengubah kumuh, menjadi indah,..
Mengubah pengangguran menjadi juragan,..
Mengubah kemiskinan, menjadi hal  kebahagiaan,..
Mereka pejuang ..
Bocah pejuang, menyapa INDONESIA..
Selamat pagi !!!
Kami bisa !!