Sadarkah kau akan kasih sayang yang Tuhan berikan? Mengalir,
memeluk hujan sore ini. ya, sore ini aku melihat hujan. Hujan yang benar benar
membuatku terdiam. Butiran air yang menunggu gilirannya untuk jatuh menetes
dari dahan pohon mangga di depan rumah, membuatku takjub.
Butiran air yang rela
menetes untuk bersapa dengan rumput, tergelincir, hingga meresap melalui celah
celah kecil di dalam tanah. Karena butiran air itu adalah penyiram bumi yang
paling setia. Penyemangat para jomblo
yang senantiasa berdoa agar setiap malam minggu turun hujan. Selamat, sabtu
sore ini hujan; doa kalian terkabul.
Aku suka melihat hujan, bermain dengan hujan, dan tersenyum
karena hujan. Hujan menyadarkanku tentang kasih sayang yang Tuhan berikan,
tentang cerita kehidupan selama empat belas tahun sebelas bulan aku hidup di
dunia ini. Hujan yang memudarkan rasa rinduku kepadanya, pudar, menjadi rasa
sayang kepadanya. Hujan yang selalu menghiburku ketika aku menangis karena
keadaan. Saat aku merindukannya, hujan pula yang membuatku tersenyum bahagia
karena aku tau, dia akan selalu
tersenyum dimanapun dia berada.
“Tuhan, terimakasih
untuk hujan sore ini, mbkmra, dan hidup yang Kau beri,”