Selasa, 24 September 2013

hihi


Kecil saja

Lagi. Aku hanyalah bayang semu dalam hidupmu. Bagiku, kau selalu ada dalam kerasnya hidupku. tapi entahlah. Aku bukan siapa siapa bagimu. Aku tak tau siapa aku kini. Entah apa lagi yang akan terjadi. Bukan karena aku yang tak mau peduli, tapi sungguh.. Semua ini sangat menyesakkan. Andai, semua dapat kuakhiri. Andai, kita tak saling bertemu. Andai juga, aku tak menyayangimu.


Doa dan Duka


Sejatinya, riwayat rindu memang tak perlu bertemu. Tapi agaknya, rindu tanpa pertemuan bagai ranting kehilangan dahan. Ya. Ia tak dapat tumbuh dan makan. Ia tak dapat berfotosintesis dengan bahagia. Ia akan gila. Ranting itu akan kering, tanpa dahan. Seperti riwayat rindu yang bersemayam dalam tubuhku, ranting ini meraung memintaku untuk menumbuhkan dahan diantara sayatan tajam pada kulitnya. Sayang, dahan yang kuinginkan enggan tumbuh. Enggan bersapa, meski sekedar say hai untuk ranting yang mengenaskan, menunggu dahan datang yang menjauh tak mau kembali.


Dialog Wanita Jawa



Kepada engkau otak dan hati,
Dua peraga yang menopang jiwa dan rasa,
Kepada engkau otak dan hati,
Mengapa aku mengurung diri dalam sengketa api yang disebut nurani?
Mengapa engkau tak mengajarkan aku,
Berfikir tentang kebejatan,
Berlari meninggalkan agama dan norma..
Gejolak batin, perang antara hati, jiwa, otak dan raga..
Kepada engkau otak dan hati,
Yang memberiku pedoman,
Aku tak pernah berlari,
Aku diam disekap api kebisuan..
Tak pernahkah kalian berjalan beriringan?
Mengkerucut,
Melihat harapan baru, tanpa kenyataan semu..
Menjauh,

Menghilangkan bedhayan baru..

Kemarin aku



Tadi malam aku bermimpi
Tentang petangku kemarin pagi
Perpisahan tragis yang kuratapi
Entah apalagi ini
Tidak tau pula
Mengapa bisa lara

Kemarin aku tersenyum menyambut perpisahan,
Yang katamu tak akan lama
Tapi kembalimu masih dalam angan,
Semu..
Kusebut mimpi saat aku terjaga

Kini aku berdiri sendiri
Ya, sendiri dalam riuhnya kelas ini
Benar, kau tak disini
Benar pula kau telah pergi

Kini aku berusaha kuat
Tanpamu aku masih hebat
Menikmati bidup yang tak nikmat
But, kau lah moodbooster  hebat

Tapi aku masih bingung
Tak tau apa yang terjadi

Kurasa
Kini aku mengerti

Aku hanya butuh
Sedikit waktu untuk merasakan
Kerinduan akut ketika kau tinggalkan


Kemarin aku, bayang semu saja

Kamis, 01 Agustus 2013

Dust, i miss you. Really :(


Aku tidak tau, apa sebenarnya ini? Aku merindukanmu. Sungguh. Salah jika pepatah berkata bahwa diam adalah emas. Salah! Aku mencoba diam ketika aku merindukanmu. Sesak. Menyakitkan. Semua membuatku menangis. Argh apa ini. Sebenarnya air mata ini mengalir begitu saja. Tapi entah mengapa, dada ini begitu sesak malam tadi. Tuhan Maha Baik, aku percaya Ia bisa membuatmu bahagia. Laffyu so much {}

Sabtu, 08 Juni 2013

Ini, baca saja!

Aku tak tahu mengapa Tuhan mempertemukan kita. Aku tak tau mengapa Tuhan mengizinkan aku untuk mengenalmu, mengagumimu, dan menyayangimu. Aku tahu Tuhan misterius. Aku tahu Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk hidup kita, kelak. Entah, aku menyayangimu tanpa alasan. Tulus. Itu saja. Aku hanya ingin kau tau, ribuan rentet kata tak akan mampu menjelaskan padamu seberapa aku menyayangimu. Ribuan bintang yang menemaniku tiap malam tak akan mampu berbicara kepadamu, seberapa sering aku merindukanmu. Biarlah waktu yang akan menjawabnya, meski ini bukanlah sebuah pertanyaan. Akupun yakin, kau tak pernah tahu seberapa aku menyayangimu. Terimakasih telah singgah dalam hidup sederhanaku..

Jumat, 07 Juni 2013

Pidato Kelulusan Pelajar SMA, Erica Goldson, pelajar di Coxsackie-Athen­s High School, New York, tahun 2010.



*TULISAN KECE*




Pidato Kelulusan Pelajar SMA yang menggetarkan dan menggugat kesadaran kita atas makna sistem pendidikan, pidato ini diucapkan oleh Erica Goldson, pelajar di Coxsackie-Athen­s High School, New York, tahun 2010.




“Saya lulus. Seharusnya saya menganggapnya sebagai sebuah pengalaman yang menyenangkan, terutama karena saya adalah lulusan terbaik di kelas saya. Namun, setelah direnungkan, saya tidak bisa mengatakan kalau saya memang lebih pintar dibandingkan dengan teman-teman saya. Yang bisa saya katakan adalah kalau saya memang adalah yang terbaik dalam melakukan apa yang diperintahkan kepada saya dan juga dalam hal mengikuti sistem yang ada.




Di sini saya berdiri, dan seharusnya bangga bahwa saya telah selesai mengikuti periode indoktrinasi ini. Saya akan pergi musim dingin ini dan menuju tahap berikut yang akan datang kepada saya, setelah mendapatkan sebuah dokumen kertas yang mensertifikasik­an bahwa saya telah sanggup bekerja.




Tetapi saya adalah seorang manusia, seorang pemikir, pencari pengalaman hidup – bukan pekerja. Pekerja adalah orang yang terjebak dalam pengulangan, seorang budak di dalam sistem yang mengurung dirinya. Sekarang, saya telah berhasil menunjukkan kalau saya adalah budak terpintar. Saya melakukan apa yang disuruh kepadaku secara ekstrim baik. Di saat orang lain duduk melamun di kelas dan kemudian menjadi seniman yang hebat, saya duduk di dalam kelas rajin membuat catatan dan menjadi pengikut ujian yang terhebat.




Saat anak-anak lain masuk ke kelas lupa mengerjakan PR mereka karena asyik membaca hobi-hobi mereka, saya sendiri tidak pernah lalai mengerjakan PR saya. Saat yang lain menciptakan musik dan lirik, saya justru mengambil ekstra SKS, walaupun saya tidak membutuhkan itu. Jadi, saya penasaran, apakah benar saya ingin menjadi lulusan terbaik? Tentu, saya pantas menerimanya, saya telah bekerja keras untuk mendapatkannya,­ tetapi apa yang akan saya terima nantinya? Saat saya meninggalkan institusi pendidikan, akankah saya menjadi sukses atau saya akan tersesat dalam kehidupan saya?




Saya tidak tahu apa yang saya inginkan dalam hidup ini. Saya tidak memiliki hobi, karena semua mata pelajaran hanyalah sebuah pekerjaan untuk belajar, dan saya lulus dengan nilai terbaik di setiap subjek hanya demi untuk lulus, bukan untuk belajar. Dan jujur saja, sekarang saya mulai ketakutan…….”

Pintu Itu, Kini Tak Terbuka Lagi, Ibu..

Dulu,

Aku marah,

Ketika kau

Mengunci pintu,

Menutup jendela,


Dan,

Mematikan lampu..



Setiap Hari

Sepulang sekolah,

Aku panas,

Hatiku terbakar,

Jantungku Menderu mengepulkan asap kegosongan,

Aku Marah!

Aku sangat marah!

Ketika kau,

Mengunci pintu,

Ketika kau,

Menutup jendela..



Namun, 

Kini aku mengerti, Ibu..



Mengapa kau kunci pintu itu,

Mengapa kau tutp jendela itu..



Supaya tak ada maling,

Supaya aku tak mendengar,

Raungan angin yang menyakitkan,



Supaya aku aman,

Agar tak kulihat jalan yang terjal,

Dan yang pasti,

Terhindar dari pelecehan seksual,



Maafkan aku ibu,

Kini aku mengerti,



Aku berjanji,

Akan aku kunci pintu itu,

Akan ku tutup jendela itu,



Sebelum aku tidur,

Setelah semua orang lelap,

Dan, 

Kumatikan Lampu itu,

Agar aku tau kegelapan,

Agar aku mengerti,

Tak selamanya kita punya cahaya,



Ada kalanya,

Aku bersahabat dengan kunang-kunang,

Atau..

Bolehkah aku menyapa kupu-kupu malam?

Untuk menemaniku, Capung tak bercahaya..



Tak usah khawatir, Ibu..
Akan aku kunci pintu itu,
Setelah aku berkelana..




Ayah, Aku Kembali Lagi..

Ayah, Aku Kembali Lagi..

Aku datang lagi, Ayah..
Aku datang untuk mengajakmu,
Bermain puisi seperti yang kau ajarkan dulu,

Aku rindu, Ayah..
Aku merindukanmu,
Apa kau merindu padaku juga, Ayah?

Hai Ayah..
Esok ketika senja tiba,
Aku ingin bercita tentang jingganya,
Aku ingin kau tau,
Apa yang terjadi dalam hidupku, tanpamu
Ayah,

Ketika pagiku menjadi sendu,
Siangku mendung penuh kelabu,
Hingga Senja tiba,
Ia pun meronta,
Tak mau bercerita,
Ia tak mau memberi tahuku, Ayah..
Tentang hidup petangku,
Dan riwayat kelam dalam tubuhku,

Ahh..
Sudahlah, Ayah,
Tanpa bertanya pada senja,
Aku bisa mencaritahu sendiri,
Tapi kau masih mau, kan?
Bermain puisi dalam indahnya diksi,
Dengan putrimu ini..
Kau mau kan, Ayah?

Esok aku akan datang lagi,
Mengajakmu bermain puisi,
Setiap hari,
Agar aku bisa menjadi sastrawan sejati,
Sepertimu, Ayah..

Akan ku bawakan mawar putih dan beberapa melati,
Untuk membuat persinggahanmu,
Segar,
Dan wangi..
 
Aku akan datang, Ayah..
Menabur Bunga dan bercerita,
Tentang Hari ini,
Dan senja yang aku takuti..

Senin, 01 April 2013

maafkan, ibu..


Maafkan aku ibu,
Sering kau menangis karenaku,
Maafkan aku ibu,
Tak pernah kubuat kau tersenyum bahagia,
Maafkan aku ibu,
Karena aku melangkah pasti,
Dengan darah militer yang mengalir deras,
Maafkan aku ibu,
Karena jiwa ayah menurun kepadaku,
Maafkan aku ibu,
Ketika aku ingin terbang,
Maafkan ibu,
Kini aku mengerti,
Arti hidup yang sejati..

Truk Kontainer



Seperti  dalam lagu “my love” yang di populerkan oleh westlife, lirik dibawah ini mempunyai arti yang simple and merasuk :D

Where the skys are blue, to see you once again, my love..
Ketika langit berwarna biru, saat itulah untuk melihatmu lagi, cintaku..
Where the fields are green to see you once again, my love..
Ketika bentangan sawah berwarna hijau, saat itulah untuk melihatmu lagi, cintaku..

Dan seperti itulah yang terjadi dalam hidupku 5 jam yang lalu. Ketika sebuah janji (read: rencana) sudah tersusun dengan rapi, namun pada saat itu juga hancur seketika. Hancur lebur meluluh lantakkan hati dan sanubariku. Hari ini emang lagi badmood juga sih. Tapi ketika seseorang mengagumi seseorang lainnya dalam artian “fans”  saat itulah setiap hari dalam hidupnya selalu dipenuhi dengan kebahagiaan, senyuman dan mood yang oke.
Tapi terkadang, semua itu akan berbalik menjadi bumerang untukku. Disaat orang yang sangat kukagumi berbalik dan meninggalkan serpihan perih dalam hidupku bersama teman satu sekolahku. Berbalik atau entah pergipun, aku berusaha untuk merelakanya. Namun ini berbeda, berbalik untuk  melakukan penyerangan dengan seuntai kata untuk mengkhianatiku. Lol
Tanpa mereka suruh, aku berlari. Berlari melawan arus kehidupan. Berlari tanpa kenyataan yang membersamai.  Berlari meninggalkan kebahagiaan yang selama ini kuinginkan. Aku benci! Benci dengan keadaan!
Mbkmra itu seperti truk kontainer yang mendominasi jalan pikiranku. Ketika aku bangun pagi, tersenyum karenanya. Ketika di sekolah tersenyum dengan kerinduan untuknya. Hingga malam hari ketika akan tidur, aku pun berdoa untuk keselamatannya. My day is full of mbkmra {}
Tapi mulai hari ini  aku  tersadar, sebesar dan seberat apapun truk kontainer yang berhenti di tengah jalan, lama-kelamaan akan pergi dan melaju menjelajahi jalan lain dengan beberapa kemungkinan :

1.   Ketika kendaraan  dibelakangnya memaksa  untuk maju dan mereka semua secara bersama-sama mendorong truk kontainer itu untuk pergi hingga semua kendaran berlalu lalang dengan lancar.
Karena akupun sadar, seiring dengan berjalannya waktu, bertambahnya umurku, bertambahnya orang yang aku kenal, mbkmra tidak akan mendominasi pikiranku. Karena sebuah jalan, tetap saja jalan! Tempat untuk datang dan perginya kendaraan. Jalan tetaplah jalan! Tempat yang tak akan sepi dan kosong! Seperti pikiranku yang tak akan kosong oleh orang orang yang datang ataupun pergi dari kehidupan.

2.   Meskipun truk kontainer itu tidak bisa dipindahkan, tapi tetap saja ada sepeda, atau bahkan orang orang berjalan melalui sela-sela antara jalan dengan truk kontainer itu.
Jalan tetap saja jalan, sekali macet tetap saja ada orang yang bisa mendobrak kemacetan itu.

3.   Kemungkinan terburuknya adalah, ketika alam semesta marah dan muak akan keadaan ini hingga akhirnya menghancurkan jalan yang kupijakki.
Karena manusia hanya bisa berusaha, wish everything is good for me, God {}

Dan hubungannya dengan lirik lagu westlife adalah, ketika langit berwarna biru dalam artian cerah, dan sawah menghijau dalam artian sejuk, maka saat itulah aku sadar, bahwa aku merindukannya.

Sabtu, 30 maret 2013
Untukmu, seseorang yang kukagumi..


Ketika kau penasaran akan tulisanku, maka bacalah!
Seperti  dalam lagu “my love” yang di populerkan oleh westlife, lirik dibawah ini mempunyai arti yang simple and merasuk :D
Where the skys are blue, to see you once again, my love..
Ketika langit berwarna biru, saat itulah untuk melihatmu lagi, cintaku..
Where the fields are green to see you once again, my love..
Ketika bentangan sawah berwarna hijau, saat itulah untuk melihatmu lagi, cintaku..
Dan seperti itulah yang terjadi dalam hidupku 5 jam yang lalu. Ketika sebuah janji (read: rencana) sudah tersusun dengan rapi, namun pada saat itu juga hancur seketika. Hancur lebur meluluh lantakkan hati dan sanubariku. Hari ini emang lagi badmood juga sih. Tapi ketika seseorang mengagumi seseorang lainnya dalam artian “fans”  saat itulah setiap hari dalam hidupnya selalu dipenuhi dengan kebahagiaan, senyuman dan mood yang oke.
Tapi terkadang, semua itu akan berbalik menjadi bumerang untukku. Disaat orang yang sangat kukagumi berbalik dan meninggalkan serpihan perih dalam hidupku bersama teman satu sekolahku. Berbalik atau entah pergipun, aku berusaha untuk merelakanya. Namun ini berbeda, berbalik untuk  melakukan penyerangan dengan seuntai kata untuk mengkhianatiku. Lol
Tanpa mereka suruh, aku berlari. Berlari melawan arus kehidupan. Berlari tanpa kenyataan yang membersamai.  Berlari meninggalkan kebahagiaan yang selama ini kuinginkan. Aku benci! Benci dengan keadaan!
Mbkmra itu seperti truk kontainer yang mendominasi jalan pikiranku. Ketika aku bangun pagi, tersenyum karenanya. Ketika di sekolah tersenyum dengan kerinduan untuknya. Hingga malam hari ketika akan tidur, aku pun berdoa untuk keselamatannya. My day is full of mbkmra {}
Tapi mulai hari ini  aku  tersadar, sebesar dan seberat apapun truk kontainer yang berhenti di tengah jalan, lama-kelamaan akan pergi dan melaju menjelajahi jalan lain dengan beberapa kemungkinan :
1.   Ketika kendaraan  dibelakangnya memaksa  untuk maju dan mereka semua secara bersama-sama mendorong truk kontainer itu untuk pergi hingga semua kendaran berlalu lalang dengan lancar.
Karena akupun sadar, seiring dengan berjalannya waktu, bertambahnya umurku, bertambahnya orang yang aku kenal, mbkmra tidak akan mendominasi pikiranku. Karena sebuah jalan, tetap saja jalan! Tempat untuk datang dan perginya kendaraan. Jalan tetaplah jalan! Tempat yang tak akan sepi dan kosong! Seperti pikiranku yang tak akan kosong oleh orang orang yang datang ataupun pergi dari kehidupan.
2.   Meskipun truk kontainer itu tidak bisa dipindahkan, tapi tetap saja ada sepeda, atau bahkan orang orang berjalan melalui sela-sela antara jalan dengan truk kontainer itu.
Jalan tetap saja jalan, sekali macet tetap saja ada orang yang bisa mendobrak kemacetan itu.
3.   Kemungkinan terburuknya adalah, ketika alam semesta marah dan muak akan keadaan ini hingga akhirnya menghancurkan jalan yang kupijakki.
Karena manusia hanya bisa berusaha, wish everything is good for me, God {}
Dan hubungannya dengan lirik lagu westlife adalah, ketika langit berwarna biru dalam artian cerah, dan sawah menghijau dalam artian sejuk, maka saat itulah aku sadar, bahwa aku merindukannya.
Sabtu, 30 maret 2013
Untukmu, seseorang yang kukagumi..
Full of love for mbkmra :)

Minggu, 10 Maret 2013

MUAH {}


Kesekian kalinya untuk BK!

hari ku masih belum berlalu, siang ini aku di panggil bu warni ke BK, tepat setelah ujian praktek drama bahasa inggris. perlahan, namun pasti ku turuni tangga itu. aku tau mengapa aku dipanggil dan aku tidak takut walaupun aku salah. aku salah dan aku santai santai saja menikmati keberhasilan kelompokku seusai drama bahasa inggris.
benar saja, aku ditegur karena hampir setiap hari telat. dan kali ini aku sudah telat dan tidak mengikuti upacara malah mengajak ayahku sarapan. yayaayaaa secara ayahku seorang pegawai negara, so semua guru Kesiswaan, BK, dll heran mengapa aku kewanen  seperti ini.
entahlah, aku biasa saja :D
bukan karena "randue isen/ randue ati"  but i love my life :))

Jumat, 01 Februari 2013

Kenthir! apa salahnya? :p


Aku akan  merasa selalu benar ketika tidak ada orang yang menyalahkanku. aku senang dengan hidupku, aku suka pedas, dan aku suka bermimpi. aku suka satra, meski aku tak pandai bersastra. aku suka menulis meski tulisanku belum sempurna :p
kebanyakkan teman dikelasku hanya diam saat mereka membenci orang lain. diam dan perlahan menjauh. berbicara dibelakang *ngrumpi adalah satu satunya jalan yang mereka pilih untuk melampiaskan amarah yang tak dapat meredam. ah sungguh ini memuakkan, untuk apa menutupi kesalahan orang dengan berdiam diri? toh di ungkapkan lebih baik kok.. 
dan, ketika salah seorang temanku berkata : "mudeng rak mbiyen pas semester siji, kok kae nangis?" dan terjadi sebuah percakapan yang singkat..
Ruri : "emboh ramudeng," 
(x) : "goro goro koe, Rur!"
Ruri : "owalah, le tak ece kae to? dan jujur aku tidak merasa bersalah dan nggak minta maaf,"
(x) : " de'e bur cerita kambi sahabate, jarene ngene : "yen ono uwong sek ngunekke aku, aku ki maklumi.. tapi yen ruri? loro ati!,"
Ruri : "berarti biasane aku apikkan dong,"
(x) : "halaaah,"
Ruri : "wes too, dikandani Aku akan merasa selalu benar ketika tidak ada orang yang menyalahkanku,"
(x) : "Kenthir!,"
Ruri : "Iyess, that is me! i am kenthir,"
(x) :"aku cerito bur ben sebatas koe ngerti wae, haha,"
Ruri : "sip,"

ya begitulah, ketika aku tidak sengaja melakukan sebuah kesalahan.. aku akan diam dan bersikap sewajarnya dengan ekspresi wajah tanpa dosa (watados) wkwkwk :p
toh bukan salahku ketika mereka semua diam..
kadang, "Kenthir" menjadi ungkapan yang keluar dari mulut mereka. Kenthir itu masih satu spesies dengan "Gila" ya, memang aku kenthir, so what? life is runing! life is runing! aww :D

Jumat, 11 Januari 2013

Terimakasih untuk hujan yang Kau beri :)


Sadarkah kau akan kasih sayang yang Tuhan berikan? Mengalir, memeluk hujan sore ini. ya, sore ini aku melihat hujan. Hujan yang benar benar membuatku terdiam. Butiran air yang menunggu gilirannya untuk jatuh menetes dari dahan pohon mangga di depan rumah, membuatku takjub. 


Butiran air yang rela menetes untuk bersapa dengan rumput, tergelincir, hingga meresap melalui celah celah kecil di dalam tanah. Karena butiran air itu adalah penyiram bumi yang paling setia. Penyemangat  para jomblo yang senantiasa berdoa agar setiap malam minggu turun hujan. Selamat, sabtu sore ini hujan; doa kalian terkabul.

Aku suka melihat hujan, bermain dengan hujan, dan tersenyum karena hujan. Hujan menyadarkanku tentang kasih sayang yang Tuhan berikan, tentang cerita kehidupan selama empat belas tahun sebelas bulan aku hidup di dunia ini. Hujan yang memudarkan rasa rinduku kepadanya, pudar, menjadi rasa sayang kepadanya. Hujan yang selalu menghiburku ketika aku menangis karena keadaan. Saat aku merindukannya, hujan pula yang membuatku tersenyum bahagia karena aku tau, dia  akan selalu tersenyum dimanapun dia berada.

“Tuhan, terimakasih untuk hujan sore ini, mbkmra, dan hidup yang Kau beri,”


Kamis, 10 Januari 2013

My father is my hero {}


Pada dasarnya, aku menyayangimu. Sungguh menyayangimu. Meski aku tak tau paras tampan wajahmu, dan gagahnya dirimu membawa sebuah senapan dengan semangat juang yang tinggi. Dulu, setiap malam aku selalu berdoa kepada Tuhan agar aku bermimpi tentangmu, agar aku tau, betapa tampannya dirimu.
Namun, itu dulu! Bukan sekarang. Seiring berjalannya waktu, aku tak bisa mengendalikan pikiranku. Aku berjalan begitu saja, cepat, lebih cepat, dan sangat cepat. Seolah ingatanku hancur, remuk, dan tidak ada harapan untuk ku mengingat semua tentangmu.

Maafkan aku, namun aku benar benar tak ingin mengingatmu untuk saat ini. kau pernah ada dalam proses kehidupanku. Bagaimanapun juga, kau yang terhebat. Kini kau telah tiada. Pahlawanku telah tiada.
Kau. Pahlawan hebat yang melindungi aku dan ibu. Meski aku tak tau, tapi nenek pernah bilang, kau yang menghapus air mata ibu ketika ibu merasa kalah saat berperang dengan keadaan.  Kau yang memenangkan hati ibu diantara banyak tentara, polisi, dan anak juragan yang datang untuk melamar ibu menjadi pendamping hidupnya.

Kau beruntung. Bisa mendapatkan perempuan secantik ibu. Kau beruntung, perempuan yang kau nikahi sangat kuat sekali. Perempuan itu melahirkan seorang bayi tepat tujuh bulan ketika kau meninggalkannya sendirian disini.

Perempuan cantik yang setia menjadi pendamping hidupmu, selalu datang berziarah kepersemayamanmu setiap hari kamis itu, ku panggil dia ‘ibu’.

Maafkan aku, pahlawanku, perempuan cantikmu itu kini telah berbeda. Kini dia tak pernah mengunjungimu, kini dia sering kali memarahiku. Dan dia sudah menemukan pendamping hidupnya setelah kau tiada. Dan maafkan aku juga, pahlawanku. Sempat aku melupakanmu, bahkan hampir satu tahun lebih aku tak mengunjungi persemayamanmu.

 Maaf, maafkan aku. Tapi asal kau tau, kau tetap menjadi pahlawan hebatku dan ibu. Kau tetap menjadi Tentara Negara Indonesia Angkatan Udara yang terhebat, hebat dan sangat hebat. Selamat jalan pahlawanku, kau tetap menjadi ayahku. Ayah terhebat yang pernah ada.